Minggu, 05 Oktober 2014

BAKTI SEORANG ANAK

Bakti Seorang Anak
AllahuAkbar,AllahuAkbar… Suara adzan menghentkan kegiatan tadarusku. Langsung saja kuambil air wudlu dan berjalan menuju masjid dekat rumahku.
Namaku Aji, aku merupakan anak kedua dari pasangan kedua orang tuaku. Aku adalah salah satu mahasiswa di salah satu Universitas negeri di kota Yogyakarta. Kedua orang tuaku adalah pengusaha kelapa sawit yang luas kebunnya tak seberapa banyak, hanya sekitar 600 hektar. Keduanya bertempat tinggal disalah satu kota berkembang di pulau Sulawesi. Kakak sulungku adalah seorang sarjana farmasi. Suaminya adalah seorang polisi, yang sekarang menjabat sebagai kapolres Mamuju.
Walaupun aku masih muda, aku sudah memiliki rumah sendiri di Yogya. Ini merupakan hasil dari uang jajanku yang ku tabung saat SMA. Memang jatah perbulanku lumayan banyak jadi sisanya aku tabung. Dan hasilnya aku bisa membeli rumah sendiri. Tapi kalau dipikir-pikir rumah yang kutempati tersebut adalah rumah milik orangtuaku juga. Karena semua uang yang ku tabung, berasal dari jeri payah orangtuaku. Tapi yang paling tepat rumah tersebut adalah milik Allah swt. Dzat yang maha memiliki segala sesuatu. Setiap yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah swt. Semua yang kita miliki didunia hanyalah sebatas titipan dari Allah swt. Yang harus kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Begitu banyak fasilitas dari Allah yang diberikan kepadaku melalui perantara orangtuaku, membuatku semakin semangat untuk terus belajar, bekerja keras, dan berusaha untuk menggapai cita-citaku menjadi seorang dokter. Memang cita-cita tersebut bukanlah murni keinginanku sendiri, tetapi ini adalah keinginan orangtuaku.
Pada saat SMA aku merasakan kegalauan yang sangat mendalam. Aku merasa bimbang karena keinginan dan harapan orangtuaku saling bertolak belakang. Orangtuaku mengharapkan agar aku bisa menjadi seorang dokter yang sukses. Sedangkan aku sendiri ingin menjadi seorang guru/ustadz yang bisa mendidik anak bangsa menuju kesuksesandunia akhirat. Aku terus memikirkan permasalahan tersebut, sampai-sampai aku kehilangan konsentrasi belajarku selama beberapa hari. Aku juga melakukan sholat istikharoh, dengan harapan Allah akan menunjukan jalan yang terbaik untukku. Akhirnya aku memutuskan untuk menanyakan persoaalan tersebut kepada salah seorang ustadz yang lumayan dekat denganku.
‘Maaf tadz, saya ingin bertanya.”
“Begini tadz, kemarin ibu saya menasihati saya agar saya senantiasa tekun belajar, dan senantiasa berdoa kepada Allah, agar saya bisa menjadi seorang dokter yang sukses, dan selalu dimudahkan jalan dalam segala urusan. Lalu aku meng’amini nasihat tersebut, tadz. Nah saat itu aku berfikir mungkinkah ini adalah harapan ibu?? Agar aku menjadi seorang dokter?” jelasku pada ustadz.
“Oh jadi begitu, ya baguslah, harapan ibumu agar kamu menjadi seorang dokter sangatlah baik. Turuti saja apa yang beliau katakana!”
“Tapi tadz, cita-citaku berbeda dengan harapan ibu. Aku inin menjadi seorang ustadz/guru. Ya seperti ustadz ini. Jadi bagaimana tadz?”
“Kalau menurut ustadz, lebih baik kamu turuti saja apa kata orangtuamu. Kareena orang yang selalu menuruti perintah orangtuanya, InsyaAlah akan dimudahkan jalannya. Mungkin saja dengan kamu menuruti orangtuamu, kamu akan mendapatkan kesuksesan lebih dari apa yang kamu harapkan. Jadi ya, turuti saja apa kata orangtuamu.”
“Iya tadz, mungkin yang ustadz bilang itu benar. Memang pada satu sisi aku ingin menggapai cita-citaku sebagai seorang guru/ustadz. Namun disisi lain aku ingin membahagiakan dan berbakti kepada orangtua. Mungkin inilah salah satu jalan yang harus ditempuh olehku sebagai bentuk baktiku pada orangtua.”
“Kau memang bear-benar anak yang baik. Orangtuamu pasti sangat bangga kepadamu. Ustadz doakan agar kamu bisa emenuhi harapan kedua orangtuamu, dan juga menggapai cita-citamu.dan semoga jalanmu senantiasa dimudahkan oleh Allah swt. Amiin.”
“Amiin tadz, terimakasihdoanya tadz. Aku akan berusaha dengan keras agar aku bisa membahagiakan orangtuaku, dan bisa menggapai semua cita-citaku.”
Sejak saat itu aku bertekad untuk giat belajar, dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah. Agar aku bisa memenuhi harapan kedua orangtuaku. Setiap ada jadwal kuliah aku tak pernah absen dan selalu mengikuti pembelajaran dengan baik. Saat ada jam kosong kupergunakan untuk membaca buku di perpustakaan. Ketika hari libur, aku menyempatkan diri untuk mengikuti pengajian rutin yang diadakan disalah satu masjid dekat rumahku sebagai salah satu pembaharuan pengetahuanku tentang agama. Setiap libur lebaran aku menyempatkan diri untuk mudik ke rumah orangtuaku di Mamuju. waktu berjalan terus sperti itu. Hingga pada akhirnya aku memasuki akhir semester akhir. Danbeberapa bulan kemudian aku telah menjadi sarjana kedokteran, dengan IPK yang sangat mengejutkan yaitu 4,oo. Kedua orangtuaku sangat bangga akan hasil yang kudapatkan ini. Beliau berkata “tidak sia-sia kau jauh dari ibu, untuk menimba ilmu di sini. Ibu sangat bangga padamu nak.”. perkataan ibu membuatku tak kuasa untuk menahan airmata ini. Ku peluk ibu dengan erat, dan aku bersimpuh dipangkuannya. Dan tak lupa aku sujud syukur, sebagai pelampiasan rasa syukurku kepada Allah swt.


Benar kata pak ustadz bahwa “Barang siapa menuruti perintah orangtua, maka Allah akan memudahkan segala urusannya.” Pesan ini akan aku ingat setiap waktu dan akan ku salurkan kepada anakku kelak.

Kamis, 14 Maret 2013

13 Maret is WOW

PERHATIAN
  • Postingan ini hanyalah suatu bentuk ekspresi perasaan penulis.
  • Postingan ini bertujuan untuk menghibur para readers.
  • Sebaiknya berdoalah sebelum membaca postingan ini.!

  Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh!! Hy para readers apa kabar?? Sudah lama sang penulis kita ini tidak ngeposting cerita tentang pengalaman dan tulisan menariknya. Pada kesempatan yang berbahagia ini penulis akan menceritakan pengalaman penulis baru-baru ini. OK untuk mengefisienkan waktu, langsung saja.
  Sebagian orang menganggap bahwa angka 13 adalah angka sial. Namun tidak bagi penulis, karena kemarin tepatnya tanggal 13 Maret 2013, merupakan hari ulang tahun penulis yang ke 1*(rahasia). Orang yang pertama kali mengucapkan selamat adalah teman perempuan penulis (bukan pacar penulis) yang pindah ke Jakarta beberapa tahun lalu. Memang penulis ada sedikit rasa sama perempuan ini, makanya saat menerima short message dan link video stop motion darinya, penulis merasa sangat bahagia dan melayang hingga ke udara, haha =D (lebay). Short message dan video stop motion ini merupakan hadiah pertama dan yang terindah bagi penulis. Lalu di sekolah penulis merasa diabaikan karena tidak seorangpun teman yang mengucapkan selamat kepada penulis. Namun perasaan itu seketika hilang karena pada saat bel istirahat berbunyi, semua teman kelas mengucapkan selamat kepada penulis. Penulis merasa sangat terharu dan hampir meneteskan air mata, uhuhu ;(. Tetapi air mata tidak jadi menetes karena penulis takut dikatain cengeng sama para readers, haha =D..
  Sepulang dari sekolah, penulis mendapatkan hadiah dari orang tua penulis. Hadiah tersebut berupa kemeja warna putih dari salah satu brand ternama yang penulis idam-idamkan. cieee,, prok-prok-prok,,. Dan hari itu menjadi hari terindah bagi penulis.
  Sekian dulu cerita dari penulis, atas perhatian dan ketersediaan para readers meluangkan waktunya, penulis ucapkan terima kasih. Wassalamu'laikum warohmatullahi wabarokatuh.!!

INFO : Bagi para readers yang ingin menonton video stop motionnya, silahkan klik disini!

Rabu, 30 Mei 2012

Kebahagiaan Yang Tak Terduga

   Malam itu saya ingin menulis, tapi jujur saya bingung apa yang mau saya tulis. Tapi ya sudahlah saya tulis apa adanya saja. Mau ngetwitt atau update status facebook-pun pasti isinya tentang perasaan yang galau. Tapi kalau ngetwitt dan ngupdate yng galau-galau, pasti semua orang aka galau juga.. Mendingan kita update yang happy-happy, biar semua orang juga ikut happy. Sambil mengekspresikan perasaan galau-ku yang mendalam ini. Jujur saat menulis postingan ini rasanya saya sangat malas, hingga saya berpikir untuk menutupnya saja. Tapi itu adalah hal yang wajar yang dialami oleh seseorang yang sedang galau karena saya sudah menulis hampir 20 menit tetapi tulisan yang saya hasilkan baru sampai di sini saja. Sungguh sangat tragis..
  
  Sebenarnya saya mau nulis tentang kegiatan belajar di sekolah kemarin. Mungkin saja hasilnya akan menarik jika ditulis dan disusun dengan rapih. Begini ceritanya pada:
    Pagi itu kira-kira pukul 07.30 WITA kami belajar pelajaran B.Indonesia, kami diberi tugas untuk membuat sebuah karangan, kami hanya diberi waktu 5 menit untuk menentukan kalimat pertama. Saya bingungdengan apa yang harus saya tulis. hingga waktu habis, saya masih belum menemukan kalimat yang pas. Dan ibu guru menyuruhku untuk menuliskan apa yang ada dipikiran saya.
    Akhirnya saya sudah menemukan kalimat yang pas,yang ada di pikiran saya yaitu, AKU TAK TAHU. tapi aku masih bingung dengat kalimat-kalimat berikutnya. Hingga membuat saya bosan dan malas untuk mengerjakannya. Tapi saya harus menulis, merangkai kata demi kata, walaupun saya sendiri tidak tahu dan tidak mau tahu maksud dan tujuan tulisan saya.
  Akhirnya saya coba menuliskan apa yang ada dipikiran saya. saya susun kata demi kata walaupun susunan dan isinya tidak nyambung.
    Dan hasil dari tulisan saya sebagai berikut:
     Dan Alhamdulillah ibu suka dengan hasil karya saya. Horeee.. Hatiku yang tadinya gelisah, apa tanggapan dari ibu tentang karya-ku ini, Tapi kegelisahan itu hilang seketika ketika aku tahu ibu suka dengan hasil karya-ku.

Selasa, 29 Mei 2012

Kelebihan di Dalam Kekurangan

  Kekurangan, sering kali orang menganggap bahwa kekurangan itu adalah musibah atau aib bagi dirinya. Namun sebenarnya kekurangan adalah kelebihan jika dipandang dari sudut yang lain. Contoh: sifat pemalu, Sifat pemalu bisa membuat kita sadar dengan standar sosial dan sopan santun sehingga kita enggan untuk berperilaku di luar batas kewajaran atau di luar norma sosial. Contoh lainnya yaitu sifat Pesimis, sifat pesimis mampu membuat kita lebih berhati hati dalam mengambil keputusan dan langkah, serta membuat kita berpikir lebih jauh agar bisa memperkirakan dampak dan akibat yang ditimbulkan oleh keputusan kita.

Senin, 28 Mei 2012

Bangga Dengan Ketidaktahuan Kita

    Saya tak tahu apa yang harus aku lakukan. Namun saya harus lakukan apa yang saya tidak tahu. Mungkin inilah nasibku yang selalu tidak tahu. maka dari itu saya harus belajar untuk mengetahui apa yang saya tidak ketahui. Namun saya harus bersyukur karena masih ada sesuatu yang aku ketahui namun orang lain tidak mengetahuinya.
    Perlu kalian tahu bahwa ketidaktahuan itu tidak selamanya merugikan., contoh: di sekolah kita sedang belajar matematika tentang rumus phytagoras namun kita masih belum paham hingga jam matematika selesai. Sehingga ketidak tahuan itu membuat kita rajin belajar.
    Perlu kita ingat bahwa semua hal itu berasal dari ketidaktahuan, lalu dari ketidaktahuan kita belajar agar kita tahu apa yang kita tidak tahu, setelah kita tahu apa yang kita tidak tahu, maka kita akan mencari hal-hal lain yang belum kita ketahui.
    Maka dari itu kita harus bangga dengan ketidaktahuan kita, dengan catatan kita harus belajar agar kita tahu apa yang kita tidak ketahui.